Translate

Sabtu, 18 Mei 2013

Assalamualaikum sahabat semuanya,Apabila sobat adalah seorang penggemar chatting di dunia facebook,dan bosan dengan karakter chatting yang itu-itu saja,coba pake generator chatt ini untuk menghasilkan chatt facebook berbeda,sobat bisa mengirim tulisan chatting dengan karakter pelangi,warna hijau,atau tulisan blok dengan cara mengambil kode-kode chatting tersebut dari generator chatt facebook,untuk mendapatkannya sobat bisa memanfaatkan generator chatt facebook di bawah dengan cara sebagai berikut :
  1. Masukan tulisan sobat yang akan di gunakan untuk chatting ke dalam kolom ''ketik disini''
  2. Berikutnya sobat klik ''Generate.!!''
  3. Kemudian ambil / copy kode-kode berupa angka yang sudah sobat dapatkan
  4. Selanjutnya paste kode tersebut di chatting facebook sobat>>Enter 
  5. Lihat hasilnya
Kolom Generator
^ Kode Generator ^
Cara Membuat Generator Chatt Facebook 1 @dera.inovation

Rainbow Color


Jumat, 17 Mei 2013

Simbol Facebook Baru : Berupa Huruf

Simbol Facebook Baru : Berupa Huruf. Ini postingan saya setelah postingan simbol facebook lainnya seperti Simbol Facebook Baru : Gabungan Gambar Kecil. Di postingan ini, saya akan memberikan informasi tentang simbol facebook baru yang baru baru ini saya dapatkan.

saovowarv

Awalnya saya bingung lalu mencoba mengirim pesan "woy" balik. Tapi ternyata, huruf yang saya kirim biasa biasa saja. Lalu bagaimana cara membuat tulisan berwarna itu? jika menggunakan rumus <font color="#ff0000">WOY tidak akan berhasil.

woy

Setelah saya bertanya pada teman saya yang tadi, ternyata memang ada simbol facebook baru berupa huruf seperti yang ia kirim. Akhirnya pun ia memberikan semua gambar huruf lengkap dengan kodenya. Dan ia mempraktekkan cara mengirimkan simbol gambar huruf tersebut. Ia mengetikkan di kotak chat seperti di bawah ini :


Saat di Enter, ternyata mau! hasilnya seperti gambar diatas. Kalimat woy yang berwarna warni. Jika anda sudah penasaran, tanpa berlama lama lagi, saya akan berikan gambar huruf beserta kodenya
Simbol Facebook Baru : Berupa Huruf
Kode Gambar Hurufa =  [[244961858909298]]

Kode Gambar Hurufb =  [[344113652270150]]

Kode Gambar Hurufc =  [[344991278847613]]

Kode Gambar Hurufd =  [[164461493653696]]

Kode Gambar Hurufe =  [[196752423751220]]

Kode Gambar Huruff =  [[301630573215430]]

Kode Gambar Hurufg =  [[251496118250464]]

Kode Gambar Hurufh =  [[266394220086654]]

Kode Gambar Hurufi =  [[164866556948132]]

Kode Gambar Hurufj =  [[180599335371968]]

Kode Gambar Hurufk =  [[209067005843651]]

Kode Gambar Hurufl =  [[238594039545396]]

Kode Gambar Hurufm =  [[147702285338528]]

Kode Gambar Hurufn =  [[309221402452022]]

Kode Gambar Hurufo =  [[180901405340714]]

Kode Gambar Hurufp =  [[246506925416551]]

Kode Gambar Hurufq =  [[333343613344059]]

Kode Gambar Hurufr =  [[123128367803569]]

Kode Gambar Hurufs =  [[316143388416019]]

Kode Gambar Huruft =  [[334073456605673]]

Kode Gambar Hurufu =  [[199626093460643]]

Kode Gambar Hurufv =  [[224202614323263]]

Kode Gambar Hurufw =  [[336032459740792]]

Kode Gambar Hurufx =  [[205228226232732]]

Kode Gambar Hurufy = [[142420399202282]]

Kode Gambar Hurufz = [[157919817645224]]

Cara mengetiknya ya harus copy paste kode di atas ini. Memang caranya merepotkan tapi, jika anda memang senang membuat hal baru, anda pasti tidak merasa bosan.
 
Generator Chatt Facebook Blok

Kolom Generator
^ Kode Generator ^
@dera.inovation

Generator Chatt Facebook Green

Generator Chatt Facebook Green
 
Kolom Generator
^ Kode Generator ^

Generator Chatt Facebook Pelangi

Generator Chatt Facebook Pelangi
 
Kolom Generator
^ Kode Generator ^

Minggu, 26 Agustus 2012

KUMPULAN SOFTWARE

http://www.anneahira.com/software-unik.htm

info-infounik.blogspot.com › Software


zerotod.blogspot.com/

http://gratisanwae.blogspot.com/2011/02/kumpulan-software-unik-dan-keren.html 

Pengalaman lain dengan Tante Rissa - 3

Sesekali kulirik Tante Yola yang kelojotan setiap kali butiran sebesar bola golf itu dikeluarkan dari liang kewanitaannya. Atau wajah Tante Irene yang tak henti-hentinya mengerang menahan rasa nikmat yang luar biasa. Kelihatannya Tante Rissa lihai sekali memainkan vibrator tersebut. Kulihat daerah selangkangan Tante Irene sudah banjir oleh air kewanitaannya. Kami betul-betul bercampur tanpa batas. Dan satu-satunya yang sadar di ruangan itu hanya aku, sisanya sudah mabuk oleh minuman-minuman yang mereka tegak sejak tadi. Aku tidak bisa bercerita dengan detil di sini karena betul-betul banyak hal dan variasi yang kami lakukan. Mungkin aku hanya bisa cerita hal-hal yang kuingat dengan jelas. Seperti misalnya ketika kedua tangan Tante Rissa dipegangi oleh Tante Yola dan Tante Irene, sementara Tante Shinta dan Tante Lisbeth asyik ngerjain wanita cantik itu dengan tali-tali berbutirnya. Tante Shinta memegang tali berbutir yang butirannya sebesar bola golf, sementara Tante Lisbeth memegang tali berbutir yang lebih kecil. Aku sendiri dengan liar menjilati setiap jengkal tubuh Tante Rissa. Desahan dan erangan tak henti-hentinya keluar dari bibir wanita itu.



Seperti yang dilakukan pada Tante Yola tadi, Tante Shinta memasukkan satu demi satu butiran-butiran sebesar bola golf itu ke dalam vagina Tante Rissa dan kemudian menyalakan penggetarnya. Pada saat yang sama juga Tante Lisbeth memasukkan butiran-butiran yang hanya sebesar kelereng itu ke dalam lubang pantat Tante Lisbeth, dan kemudian menggetarkannya. Uhh.. aku tidak bisa membayangkan rasa nikmat yang dialami Tante Rissa. Pasti asyik sekali. Tubuhnya betul-betul menggelinjang, aku saja sampai kerepotan menjilatinya.


"Aaakhh.. pada gila ya.. oohh stop.. please.. stop.. cukup.. uugghh..", Tante Rissa terus mengerang keasyikan, namun kami tidak perduli. Dan kulihat vagina Tante Rissa betul-betul membanjir.


"Uuuhh.. banjiirr boo"" seru kelima wanita itu.


Mereka bersorak ribut sekali. Pada saat itu aku sendiri juga tidak merasa sebagai laki-laki yang melayani nafsu seks lima wanita itu. Entah kenapa aku juga merasa menjadi bagian dari mereka, seolah-olah aku wanita yang ikut dalam pesta lesbian.


Tante Rissa betul-betul lemas. Entah berapa banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Yang aku ingat keempat sahabatnya dan aku betul-betul liar menjilati cairan yang terus menerus keluar dari vagina Tante Rissa. Bahkan kami sampai bertukar-tukar, seperti misalnya aku sudah mengulum cairan yang kujilati dari vagina Tante Rissa, kemudian aku membagikannya ke dalam mulut Tante Irene lewat mulutku. Demikian juga yang lain. Betul-betul gila.



Ternyata yang "dipelonco", bukan hanya Tante Rissa. Kesempatan berikutnya giliran Tante Yola yang diperlakukan sama. Dan gilanya Tante Rissa setelah lemas dipelonco tadi seperti tidak ada apa-apa saja. Wanita itu kembali bernafsu ikut ngerjain Tante Yola. Uhh.. wanita berkulit hitam itu betul-betul meronta seperti kesetanan. Apalagi ketika tali berbutir digetarkan di dalam vaginanya. Ranjang Tante Irene sampai goyang-goyang tak karuan.



Berikutnya giliran Tante Lisbeth. Wanita yang pada awalnya terlihat sok cool ini akhirnya tak kuasa juga melepas rasa nikmatnya dengan menjerit keras-keras. Selama mengikuti permainan mereka sejak tadi entah kenapa aku sama sekali tidak berhasrat memasukkan penisku ke dalam vagina salah satu dari mereka. Bahkan untuk melakukan masturbasi di depan mereka juga tidak. Aku seperti hanyut dalam permainan.



Kemudian pada saat giliran Tante Shinta, wanita-wanita itu seperti mendendam. Tante Shinta yang dikerjain paling lama dan semua alat digunakan kepada wanita itu. Dimulai dengan vibrator biasa, kemudian tali berbutir, dan lain-lain sampai terakhir vibrator elektrik. Vagina Tante Shinta betul-betul banjir. Huh.. baru kali ini aku melihat wanita-wanita mengalami multi orgasme sampai separah itu.



Berikutnya giliran Tante Irene. Wanita ini mendapat perlakuan spesial sebagai hadiah ulang tahunnya. Tidak hanya dikerjain seperti nasib sahabat-sahabatnya, tapi Tante Irene juga melakukan "persetubuhan", dengan keempat wanita yang lain. Aku pikir inilah saatnya aku menikmati permainan yang sesungguhnya.



Dimulai dari Tante Yola yang mengenakan celana dalam yang di bagian depannya ada vibratornya. Kami duduk mengelilingi Tante Yola dan Tante Irene yang "bersetubuh", seperti pasangan normal saja. Berikutnya gantian Tante Shinta, Tante Lisbeth dan Tante Rissa. Akhirnya tiba juga giliranku untuk menikmati hangatnya vagina. Sambil berdiri dengan lutut, aku bersiap memasukkan batang penisku yang sudah keras itu ke dalam vagina Tante Irene.



Tiba-tiba dari arah belakang Tante Rissa menarik tubuhku sebelum aku sempat memasukkan batang penisku ke vagina Tante Irene.


"Ehh.. kenapa Tante..", seruku.


Tante Rissa tertawa nakal diiringi cekikikan wanita yang lain. Tiba-tiba dengan sigap kelima wanita itu mengepungku dan dalam waktu singkat aku sudah terpasung di atas ranjang dengan kedua tangan dan kaki yang terikat. Oh.. gila, apalagi ini.


Kemudian Tante Irene menghampiriku.


"Kayaknya kamu perlu ini deh sayang biar kamu bisa ngimbangin kita-kita.. hihihi.. mmhh..", Tante Irene tiba-tiba mencium bibirku dan aku merasakan wanita itu memindahkan beberapa butir pil dari dalam mulutnya ke mulutku.


Mau tak mau aku menelan pil yang aku tidak tau pil apa itu.


"Apa nih Tante?" seruku setelah pil yang kira-kira berjumlah lima butir itu kutelan. Tante Irene tersenyum.


"Obat kuat hihihi..", jawabnya.


"Eh siapa duluan nih?" seru Tante Rissa tiba-tiba.


"Kasi yang ultah aja dulu, kan Rio udah minum itu, pasti staminanya gak turun deh hihihi..", celetuk Tante Lisbeth.


Keempat sahabatnya setuju. Kelihatannya Kelima wanita itu ingin menggilir penisku bergantian. Ughh.. aku sedikit nggak pede, apa iya aku mampu. Sekarang aja rasanya udah mau orgasme sejak bergumul dengan mereka tadi. Tapi mungkin pil yang disuapkan Tante Irene tadi bisa membantu.



Tante Irene kemudian mulai menjilati batang penisku yang sudah keras. Mungkin ukurannya sudah mencapai maksimal Urat-uratnya sudah mulai kelihatan. Sebetulnya penisku berukuran biasa saja. Entah kenapa mata Tante Irene betul-betul bernafsu sekali melihatnya. Lidahnya lincah sekali menjelajahi penis dan selangkanganku. Keempat wanita yang lain duduk mengelilingi sambil bersorak.



Setelah puas menjilati dan mengulum penisku, kemudian wanita itu mulai jongkok di atas tubuhku. Digenggamnya batang penisku dan perlahan-lahan tubuhnya mulai turun. Ughh.. aku merasakan nikmat ketika ujung penisku menyentuh bibir vagina Tante Irene. Sedikit demi sedikit dan akhirnya.. bless.. penisku pun amblas ke dalam vagina Tante Irene. Wanita itu memutar-mutar pinggulnya. Alamak.. nikmatnya luar biasa. Seharusnya penisku sudah memuntahkan sperma sejak Tante Irene memasukkan vaginanya tadi, namun entah kenapa spermaku tak kunjung keluar. Padahal penisku sudah berdenyut-denyut. Hampir dua puluh menit Tante Irene menggoyangkan pinggul, pinggang dan pantatnya. Dengan posisi duduk, tiduran, hingga akhirnya aku mulai merasa spermaku ingin keluar.



"Ssshh.. aahh Tante.. udah mau keluar nih..", seruku di tengah-tengah desahan menahan rasa nikmat.


Tante Irene tersenyum manja. Wanita itu sudah sejak tadi orgasme berkali-kali di atas tubuhku.


"Ya udah, bareng ya.. sshh..", aku betul-betul memuncak. Sebentar lagi aku merasa akan meledak.


Tiba-tiba Tante Lisbeth menghampiri kami dan berjongkok di belakang tubuh Tante Irene yang sedang naik turun. Aku nggak tau apa yang diperbuatnya. Sekilas kulihat Tante Irene tersenyum dan Tante Lisbeth memeluknya dari belakang. Kulihat payudara Tante Irene yang montok itu diremas-remas. Ahh.. pemandangan itu semakin membuat nafsuku naik.


"Riioo.. I"m cumming.. sshh.. oohh..", Tante Irene pun mencapai orgasme untuk kesekian kali. Dan cairan kewanitaan yang membanjiri penisku pun memacu spermaku untuk keluar.


"Aahh.. Croott.. crroott.. croott.. ups!"



Belum selesai penisku memuntahkan seluruh sperma, tiba-tiba Tante Irene mencabut penisku dari vaginanya, lantas wanita itu berguling ke samping. Tanpa kuduga Tante Lisbeth yang tadi berada di belakang Tante Irene langsung maju dan menindihku sehingga penisku langsung amblas dalam sekejap ke dalam liang vaginanya. Croott.. croott.. penisku masih memuntahkan sperma sisa permainanku dengan Tante Irene.



Gila, variasi apalagi ini! Bagai Tanpa peduli Tante Lisbeth melanjutkan permainan. Wanita itu memutar pinggang dan pinggulnya kesana kemari. Ugghh.. satu hal yang bikin aku heran penisku masih bertahan. Meskipun sperma sudah tidak keluar lagi tapi tidak langsung lemas seperti biasanya. Dan birahiku pun semakin terbakar melihat tubuh putih mulus yang bergoyang di atas tubuhku.



Kurang lebih tiga puluh menit kemudian penisku kembali berdenyut ingin memuntahkan sperma. Dan sudah sejak lima menit yang lalu di belakang Tante Lisbeth ada Tante Yola yang bersiap untuk giliran berikutnya. Aku sengaja tidak bilang supaya Tante Lisbeth tidak buru-buru pergi, karena dari kelima wanita itu Tante Lisbethlah yang paling aku suka. Tanpa kuduga Tante Lisbeth sudah bisa menebak gejalaku. Baru semprotan sperma yang pertama wanita Chinese itu langsung mencabut tubuhnya dan berguling ke samping. Dengan penuh nafsu Tante Yola langsung menggantikan Tante Lisbeth.



Aku cukup lama melayani Tante Yola karena aku kurang begitu bergairah dengannya. Hampir satu jam penisku baru mulai berdenyut tanda sperma akan keluar. Dan di belakang Tante Yola, Tante Rissa sudah bersiap untuk memacu birahi denganku.


Crott.. Croott.. Dua semprotan awal menyudahi permainanku dengan Tante Yola, dan Tante Rissa pun menggantikan untuk menikmati sisa spermaku. Tante Rissa masih seperti dulu, lihai sekali merangsang bagian-bagian sensitifku. Sambil tubuhnya bergoyang, jemari lentiknya aktif menjelajahi tubuhku.



Menjelang menit ke tiga puluh dengan Tante Rissa, Tante Shinta naik ke atas tubuhku tapi tidak di belakang Tante Rissa, melainkan di depannya. Jadi posisi mereka berhadapan. Aku tak tau apa yang dilakukannya. Aku hanya mendengar suara berciuman yang penuh nafsu.


"Crott.. Croott.. Crroott.. Croott.."


Tante Rissa kebablasan. Setelah semburan keempat wanita itu baru mengangkat tubuhnya. Itu karena Tante Shinta yang asyik menggodanya. Tante Shinta dengan sigap langsung memasukkan penisku yang masih menyemprot itu ke dalam vaginanya. Posisinya berbeda dengan yang lain, jadi tubuh wanita itu membelakangiku. Ughh.. enak sih, tapi aku ingin melihat wajah Tante Shinta yang cantik.



Tanpa kuduga wanita itu memutar tubuhnya. Aahh.. dinding vaginanya serasa memutar penisku. Kemudian wanita itu sudah berada dalam posisi menghadapku. Ternyata Tante Shinta tidak menggoyangkan tubuhnya. Penisku dibiarkan beristirahat di dalam vaginanya yang hangat. Sementara wanita itu menari-nari dengan erotis di atas tubuhku.


"Ehmm.. wah bakal ada gempa nih kayaknya..", celetuk Tante Lisbeth.


Aku tidak mengerti apa maksudnya. Tiba-tiba detik berikutnya aku merasakan ada sesuatu yang menyedot penisku. Gila..! Aku belum pernah merasakan sedotan yang begini hebat dari dalam vagina. Ugghh.. tubuhku menggelinjang menahan rasa nikmat. Kulihat Tante Shinta masih tetap menari dengan tenang.


"Gila kamu Shin.. jail banget sih.. hihihi..", celetuk yang lain.


Ooohh.. aku betul-betul merasakan sensasi yang luar biasa. Tubuhku rasanya ingin orgasme tapi nggak sampai-sampai. Betul-betul kenikmatan panjang dan melelahkan.



Hampir satu jam kemudian, keempat wanita yang lain mulai mendekati tubuhku. Mereka berkeliling dan jemari mereka mulai menjelajahi tubuhku dan tubuh Tante Shinta. Aahh gila.. betul-betul sensasional. Akhirnya penisku pun berdenyut tanda ingin orgasme.


"O-ow.. udah waktunya nih..", seru Tante Shinta.


Gila, wanita itu bisa tau. Tiba-tiba dinding vagina Tante Shinta semakin kencang berdenyut. Sedotan pun semakin kuat. Aahh.. aku nggak tahan lagi dan.., "Croott..!".



Tante Shinta langsung mengangkat tubuhnya dan dengan cepat berganti posisi berbaur dengan keempat sahabatnya. Kelima wanita itu bersorak melihat penisku yang memuntahkan sperma secara gila-gilaan. Lidah mereka berebutan menangkap cipratan-cipratan sperma yang keluar dari penisku. Ughh.. Mereka juga menjilati sperma yang berceceran di sekitar selangkanganku.


Tanpa terasa malam sudah hampir berganti pagi. Tubuhku tergeletak di antara tubuh-tubuh mulus yang kelelahan seperti aku. Rasanya capek sekali. Satu-persatu mereka tertidur tanpa sempat mandi. Hanya aku yang tidak bisa tidur, mungkin karena pengaruh obat tadi.



Aku melihat ke sekeliling. Tiba-tiba aku stress memikirkan bagaimana di kantor nanti pagi. Pasti ngantuk sekali. Aku langsung menelpon Blue Bird untuk minta dikirim taksi. Setelah itu aku memberanikan diri membangunkan Tante Rissa untuk pamit. Sulit sekali membangunkan wanita mabuk yang sudah tertidur. Akhirnya setengah sadar Tante Rissa bangun.


"Aku pulang dulu Tante..", ujarku.


Tante Rissa tidak langsung menjawab. Seperti sedang mengumpulkan nyawa.


"Kok pulang sayang? Tidur di sini aja..", jawab Tante Rissa. Aku tersenyum.


"Nggak bisa Tante, nanti pagi aku mesti ke kantor. Ini aja aku pengen tidur sebentar di rumah..", jelasku.


Tante Rissa hanya tersenyum sambil mengangguk.


"Oke, hati-hati ya..", jawabnya sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum.


Sedikit geli juga melihat bibir Tante Rissa yang dimonyongin tanda memintaku untuk menciumnya.


"Mmmuuachh..", aku mencium bibir lembutnya dengan mesra. Tak ada lagi rasa nafsu.


"Makasih yang udah ikutan party kita..", kata Tante Rissa seraya merengkuh kepalaku.


"Iya, makasih juga buat acaranya Tante, gila.. tambah pengalaman lagi nih hihihi..", Tante Rissa tertawa mendengar jawabanku.


Wanita itu lantas mengantarku sampai ke depan pagar.


"Tante nggak antar dulu ya Yo, lemes nih.. kamu sih hihihi..", bisik Tante Rissa. Aku tersenyum.


"Iya nggak pa-pa Tante, aku udah pesan taksi." jawabku.


Tak lama kemudian taksi datang. Dan aku pun meningkalkan rumah kenikmatan itu setelah mengecup bibir Tante Rissa sekali lagi. Hhh.. akhirnya aku pun tertidur di taksi.



Tamat

Pengalaman lain dengan Tante Rissa - 2

Tante Yola pun menjelaskan. Ternyata seperti permainan lucky draw. Dalam satu Pak kartu itu ada 2 joker. Joker hitam putih berarti kartu "truth", dan joker berwarna berarti kartu "dare". Kartu-kartu itu dibagikan ke semua pemain dengan jumlah tertentu. Jika ada pemain yang mendapatkan kartu "truth", maka dia harus menceritakan salah satu pengalaman seksnya dengan detil. Dan jika si pemain mendapat kartu "dare", maka dia harus bersedia melepas salah satu atribut yang melekat di tubuhnya, bisa pakaian atau aksesoris. Itu permainan truth or dare versi Tante Yola. Aku tidak tau apakah sama dengan permainan truth or dare pada umumnya.


Permainan pun dimulai. Kami berenam duduk membentuk lingkaran. Kelima wanita itu ditemani botol-botol minumannya, hanya aku saja yang ditemani segelas orange juice. Tante Yola yang pertama kali mengocok kartu membagikan kepada kami. Aku melihat kartu-kartu yang dibagikan kepadaku. Jantungku semakin berdebar. Kami semua mengangkat kartu dan memeriksanya. Semuanya senyum-senyum sendiri.

"Oke, buka!" seru Tante Yola.

Kami pun langsung meletakkan kartu di atas lantai dalam keadaan terbuka. Tante Yola memeriksa kartu-kartu kami. Ternyata tidak ada satupun yang mendapat kartu "truth", atau kartu "dare". Permainan diulang lagi. Kartu dikocok dan dibagikan.

"Oh.. shit..!" tiba-tiba Tante Shinta berteriak. Kami pun mulai tertawa-tawa.

"Oke buka!" seru Tante Yola lagi.


Dan betul, Tante Shinta kebagian mendapat kartu "dare". Artinya wanita itu harus melepas salah satu atribut yang melekat di tubuhnya. Dan karena satu-satunya pakaian luar yang dikenakan adalah gaun terusan, aku pikir wanita itu akan melepas gaunnya atau perhiasan yang melingkari bagian-bagian tubuhnya. Namun dalam keadaan mabuk rasanya mustahil kalau Tante Shinta hanya berani melepas perhiasannya.


Dugaanku meleset! Tante Shinta tidak melepas gaun terusannya, dan tidak juga perhiasannya. Lebih gila dari yang kuduga, wanita itu langsung melepas celana dalamnya yang dapat dicopotnya dengan mudah dari bawah terusannya.

"Woowww..", keempat wanita yang lain bersorak dan bertepuk tangan.

Aku pun ikut bertepuk tangan. Permainan pun berlanjut. Karena memegang kartu "dare", otomatis Tante Shinta juga yang mengocok kartunya. Putaran kedua, Tante Yola mendapat kartu "truth", dan Tante Irene mendapat kartu "dare". Tante Yola pun bercerita tentang perselingkuhannya dengan salah seorang eksekutif muda yang dikenalnya di kafe. Ternyata Tante Yola pandai sekali bercerita dengan detil. Kami sampai horny mendengarnya. Setelah selesai bercerita, giliran Tante Irene yang harus melepas atributnya. Wanita itu melepas stocking semi transparan yang sejak tadi membungkus kakinya. Gila, ternyata kakinya lebih putih dari yang kulihat. Aku tak menyangka kalau tadi Tante Irene mengenakan stocking, karena kulihat paha Tante Irene sudah putih.


Putaran berikut hanya keluar kartu "truth". Tante Rissa yang mendapat kartu tersebut malah bercerita saat berselingkuh dengan aku. Lucu sekali, keempat sahabatnya mendengar cerita Tante Rissa sambil sesekali senyum-senyum dan melirik ke arahku. Berikutnya aku mendapat kartu "dare", dan Tante Shinta mendapat kartu "truth". Tante Shinta pun bercerita tentang pengalaman selingkuhnya dengan kakak iparnya yang masih keturunan Pakistan asli. Selesai tante Shinta bercerita, aku pun tanpa beban melepas kemeja yang melekat di tubuhku diiringi sorakan kelima wanita itu. Selanjutnya Tante Yola mendapat kartu "dare". Wanita itu melepas celana suteranya hingga terlihat kakinya yang hitam legam, namun mulus.


Permainan bergulir terus. Satu persatu pakaian-pakaian yang melekat di tubuh kami mulai terlepas. Dan aku heran kenapa tak satupun dari mereka yang melepas perhiasannya. Mereka lebih rela melepas pakaiannya ketimbang mencopot gelang emasnya.

Tante Lisbeth yang lebih dulu tampil tanpa sehelai benang pun. Birahiku semakin naik ketika menyaksikan wanita bertubuh putih mulus itu melepas celana dalamnya yang menjadi pembungkus tubuhnya yang terakhir. Gila, betul-betul mulus. Meskipun terlihat sedikit lemak di beberapa bagian namun secara keseluruhan betul-betul membuat gairahku naik.


Orang kedua yang "terpaksa", tampil bugil adalah Tante Shinta. Wanita ini sedikit aneh karena sejak awal malah melepas pakaian dalamnya lebih dulu. Sehingga begitu wanita ini melepas gaun terusannya, tubuh mulusnya langsung terlihat jelas. Dan aku terkejut sekali melihat sesuatu yang berkilat di tengah-tengah kemaluannya yang hanya berbulu sedikit itu. Ooppss.. ternyata Tante Shinta memasang anting di bibir kemaluannya. Berikutnya yang jadi korban adalah Tante Yola. Baru kali ini aku melihat wanita berkulit hitam legam dalam keadaan telanjang bulat di depan mataku. Ternyata sexy juga. Apalagi tubuh Tante Yola sangat mulus dan terawat.


Permainan selesai ketika Tante Shinta tidak memiliki apa-apa lagi untuk dilepas. Aksesoris yang melekat di tubuh bugilnya satu persatu pun lepas. Permainan pun selesai.

"Asyiikk.. aku yang menang..", seru Tante Rissa kegirangan.

Di akhir permainan hanya wanita itu yang masih berpakaian cukup "lengkap". Bra, celana dalam dan stocking hitam masih melekat di tubuhnya yang putih mulus. Aku sendiri hanya menyisakan selembar celana dalam. Tante Irene juga hanya bercelana dalam saja, sementara payudaranya yang masih bulat dan montok itu terayun-ayun sejak tadi.

"Uuuhh.. dasar, curang ah.. curang..", seru Tante Shinta sambil merajuk.

"Iya nih nggak adil, ayo buka semuanya..", timpal Tante Lisbeth.

Tiba-tiba ketiga wanita yang sudah bugil itu menghampiri Tante Rissa.

"Ehh.. ehh.. apa-apaan nih, curang ah..", seru Tante Rissa. Wanita itu kelabakan ketika Tante Lisbeth, Tante Shinta dan Tante Yola mengepung dan menelanjanginya. Aku dan Tante Irene tertawa menyaksikan pemandangan itu. Tante Rissa sampai merangkak-rangkak menghindari Tante Lisbeth yang bernafsu menangkapnya. Tante Yola yang mendekapnya dari belakang dengan mudah melepas bra yang menutup payudara Tante Rissa. Sementara Tante Shinta berusaha menarik celana dalam yang melingkari selangkangan Tante Rissa.


Akhirnya wanita itu tak kuasa menahan "amukan", ketiga sahabatnya. Dalam waktu singkat, kondisinya pun tak jauh beda dengan ketiga temannya yang lebih dulu bugil. Aku dan Tante Irene sampai sakit perut karena tertawa terpingkal-pingkal.

"Eit.. jangan seneng dulu, sekarang giliran kalian..", seruan Tante Lisbeth tiba-tiba menghentikan tawaku dan Tante Irene. Kami berdua saling berpandangan.

"Kabur..!" seruku.

Kemudian kami berdua pun berlari berpencar. Tante Irene masuk ke dalam kamarnya dan aku lari ke ruang tamu. Tante Rissa dan Tante Yola mengejar tante Irene ke dalam kamar, sedangkan Tante Lisbeth dan Tante Shinta mengejarku ke ruang tamu.

Setelah berkali-kali muter-muter di meja tamu, akhirnya aku pasrah di salah satu sudut sofa. Setengah meronta, aku merelakan Tante Shinta meloroti celana dalamku, sementara Tante Lisbeth memegangin kedua tanganku. Aku pun mendengara suara teriakan-teriakan yang seru dari dalam kamar Tante Irene.


Tante Shinta dan Tante Lisbeth lantas menggeretku ke dalam kamar Tante Irene. Di dalam aku melihat tubuh molek Tante Irene yang tergeletak pasrah di atas ranjang dengan kedua tangannya dipegangi Tante Rissa dan Tante Yola. Tante Shinta dan Tante Lisbeth lantas menghempaskan tubuhku ke atas ranjang. Mereka tertawa-tawa.

"Nah kalo gini kan adil hihihihi..", seru Tante Lisbeth.

Aku tak ingat siapa yang memulai yang jelas detik berikutnya canda tawa itu berubah menjadi ajang pesta orgy di antara kami.

Tante Shinta memeluk tubuhku yang tergeletak di ranjang. Kemudian dengan penuh nafsu wanita itu langsung melumat bibirku tanpa kompromi. Sementara di bawah sana aku merasakan basahnya lidah Tante Lisbeth dan Tante Irene yang asyik menjilati batang penisku yang sudah tegang sejak tadi. Ugghh.. nikmat sekali.


Sambil berciuman, aku melirik Tante Rissa dan Tante Yola yang asyik berduaan. Tante Rissa yang bersandar di ranjang membiarkan kemaluannya dilumat Tante Yola. Aku melihat pemandangan itu dengan penuh nafsu. Sementara Tante Shinta sudah asyik menjilati leher, telinga dan dadaku. Nafsu yang semakin memuncak menuntunku untuk meraih tangan Tante Rissa yang mulus itu. Aku jilati jemarinya yang lentik. Tante Rissa yang mengetahui hal itu langsung membalikkan tubuhnya ke arahku dan kami pun asyik berciuman.

"Mmmhh.. ssllpp.. mmhh.. nggak nyesel kan ikutan sama kita-kita hihihi.. mm..", seru Tante Rissa di sela-sela lumatan bibirnya.

Aku hanya bisa mengangguk. Kulihat Tante Yola masih asyik menjelajahi daerah sensitif Tante Rissa.


Tiba-tiba Tante Irene meninggalkan Tante Lisbeth yang sedang asyik melumat penisku. Kulirik wanita itu keluar kamar. Tak lama kemudian Tante Irene kembali dengan beberapa sex toy. Keempat wanita yang sedang asyik orgy denganku tiba-tiba beralih perhatian kepada Tante Irene.

"Hei.. hei.. liat nih aku bawa apa..", seru Tante Irene.

Keempat sahabatnya menyambut dengan penuh nafsu.

"Aahh.. ini dia yang ditunggu-tunggu..", mereka bersorak ribut sekali.

Tante Irene langsung menghamparkan alat-alat itu di atas ranjang. Aku melihat ada beberapa vibrator dengan berbagai bentuk, berikut dengan cairan pelicinnya. Ada juga alat yang baru kali ini aku lihat. Seutas tali yang panjangnya kira-kira setengah meter, dan di sepanjang tali itu ada beberapa bola kecil dari bahan gel padat tersusun dengan jarak yang sama. Ada yang bolanya sebesar kelereng, dan ada juga yang bolanya sebesar bola golf. Di ujung tali ada kotak seukuran pemantik api dengan beberapa tombol kecil. Aku sama sekali tidak mengerti apa gunanya.


Kelima wanita itu berebutan memilih alat yang mereka suka. Tante Rissa mengambil sebuah vibrator dengan warna pink transparan. Panjangnya kira-kira 20 centimeter. Lentur sekali sehingga bisa melenting ke segala arah. Kemudian dengan gaya yang erotis dan dibuat-buat, Tante Rissa mengambil sebotol cairan pelicin dan meneteskannya ke ujung vibrator itu. Terlihat cairan itu menjalar ke beberapa bagian vibrator.

"Heii.. who wants to be the first..", serunya kepada keempat sahabatnya.

Tante Irene yang paling antusias.

"Aahh.. aku dulu dong..", seru Tante Irene.

Wanita itu lantas merebahkan tubuh mulusnya di atas ranjang dengan posisi telentang, sementara kedua kakinya yang putih dibukanya lebah-lebar. Sambil tersenyum Tante Rissa menghampiri vagina Tante Irene yang hanya ditumbuhi sedikit bulu itu.

"Hmm.. vibratornya sih udah licin, tapi pasti lebih asyik kalo pake pelicin yang alami.. mmhh.. ssllpp..", Tante Rissa langsung menjilati vagina Tante Irene dengan buas.

Yang dijilat spontan terkejut. Tubuhnya mulai menggelinjang menahan rasa nikmat.


Tante Yola yang berada tak jauh dari Tante Irene mengambil sehelai bulu angsa, kemudian digelitiknya tubuh Tante Irene dengan bulu itu. Tentu saja Tante Irene semakin kelojotan.

"Ssshh.. aahh.. oohh kamu gila ya La.. sshh..", bibir sexynya tak henti-henti mengerang menahan nikmat.

Tante Yola yang melihat bibir Tante Irene terbuka langsung melumatnya dengan bibirnya yang masih tersapu lipstik warna gelap itu. Uhh.. betul-betul pemandangan yang membuat urat nafsuku semakin naik.


Tiba-tiba Tante Shinta mengambil seutas tali yang diselingi butiran-butiran yang kulihat tadi. Aku jadi penasaran, gimana sih menggunakan alat yang ini. Tante Shinta kemudian mengangkat sebelah kaki Tante Yola. Wanita berkulit hitam itu melirik sebentar dan tersenyum.

"Oowww.. not that toy again Shin..", serunya manja.

Tante Shinta tak peduli. Dibasahinya tali berbutir itu dengan cairan pelicin, kemudian satu demi satu Tante Shinta memasukkan butiran-butiran sebesar bola golf itu ke dalam vagina Tante Yola.

"Ughh..", desah Tante Yola setiap kali butiran itu dimasukkan ke dalam vaginanya.

Setelah seluruh butiran yang berbaris di tali itu masuk ke dalam vagina Tante Yola, Tante Shinta mulai memainkan tombol-tombol yang ada di ujungnya.

"Aaahh.. Shintaa.. sshh..", tiba-tiba Tante Yola menggelinjang cukup hebat.

Keempat sahabatnya cekikikan melihat reaksinya, termasuk Tante Irene yang sedang dioral oleh Tante Rissa. Aku baru mengerti cara kerja alat itu. Tante Shinta tampak asyik sekali ngejain Tante Yola. Aku pun mulai tak tahan untuk ikut bergabung. Tante Shinta yang asyik ngerjain Tante Yola tampaknya agak "lengah", dengan tubuhnya. Dengan birahi yang sudah ke ubun-ubun, aku langsung memeluk kedua belah paha Tante Shinta yang mulus, dan langsung menyambar vagina yang masih rapat itu dengan lidahku.


Tante Shinta hanya menengok sejenak dan mengusap-usap kepalaku sambil tersenyum. Kemudian wanita itu asyik lagi dengan permainannya. Aku semakin bernafsu melumat vagina Tante Shinta yang kenyal itu. Ughh.. betul-betul nikmat. Sementara Tante Lisbeth yang sedari tadi berada di dekatku mulai merayapi pahaku. Ahh.. lembut sekali kulitnya. Aku bisa merasakannya di sekujur kakiku. Hingga akhirnya wanita keturunan Chinese itu menggenggam batang penisku yang sudah sejak tadi tegang. Dijilatinya buah pelirku. Hmm.. lidah Tante Lisbeth betul-betul lihay.


Bersambung . . . . .

Pengalaman lain dengan Tante Rissa - 1

Suatu sore aku iseng kirim SMS ke ponsel Tante Rissa. Sekedar say hello aja sih, soalnya udah lama juga aku nggak ketemu dia. Isinya singkat, "SORE TANTE, PA KBR NICH?". Tanpa kuduga Tante Rissa langsung menelpon balik.

"Halo..", sapaku.

"Hai.. bikin kaget aja, kirain siapa?" sahut Tante Rissa di seberang sana.

Terdengar ribut sekali, mungkin wanita itu sedang berada di tempat ramai.

"Hahaha.. kirain udah lupa sama aku Tante..", balasku.

"Nggak dong sayang, eh kamu lagi ngapain nih?" tanya Tante Rissa.

"Yah.. lagi nunggu waktu pulang aja Tante." jawabku.

"Abis itu mau kemana?" tanya Tante Rissa lagi.

"Ya pulang ke rumah..", jawabku.

Tante Rissa tidak langsung menjawab. Terdengar suara-suara ribut di belakangnya dan terdengar suara Tante Rissa yang meladeni mereka.

"Kalo gitu jalan sama aku aja yuk..", ajak Tante Rissa.

"Ngg.. lain kali deh Tante, kan bukan weekend..", tolakku agak halus.

Aku tau betul kalau Tante Rissa ngajak jalan pasti ujung-ujungnya nginep. Entah di rumah, di villa atau di hotel.

"Aduh Yo.. sekali ini deh, kita lagi ada acara nih..", bujuk Tante Rissa.

Aku masih berusaha menolaknya secara halus. Tante Rissa bilang bahwa ada salah seorang temannya yang ulang tahun, dan wanita itu ingin kenal dengan aku. Singkat cerita dengan setengah terpaksa aku mengiyakan ajakan Tante Rissa.


Pada saat Tante Rissa telepon sore tadi, ternyata dia dan beberapa temannya sedang belanja di Plaza Senayan, dari situ mereka berencana ke tempat karaoke di daerah Pluit. Tante Rissa memintaku menunggu di Atrium Senen untuk kemudian wanita itu menjemputku dan langsung ke Pluit. Jam tujuh kurang lima belas aku tiba di Atrium Senen. Aku segera mengontak Tante Rissa. Wanita itu ternyata sedang dalam perjalanan dan sudah sampai daerah Salemba. Kurang lebih lima belas menit kemudian ponselku berbunyi dan Tante Rissa memintaku untuk menunggu di lobi agar dia tidak perlu parkir.


Aku bergegas keluar menuju lobi, dan sampai di lobi aku melihat Tante Rissa melambai ke arahku dari dalam Peugeot 207. Aku segera menghampiri dan masuk ke belakang. Di dalam mobil ada dua wanita lain selain Tante Rissa.

"Hai.. udah lama Yo?" tanya Tante Rissa.

"Lumayan Tante, dua hari..", kelakarku.

Ketiga wanita itu tertawa renyah.

"Dasar deh.. oya, kenalin ini teman-temenku, yang ini namanya Shinta dan yang ini Lisbeth..", Tante Rissa mengenalkanku pada kedua wanita yang masih asing denganku itu.


Di dalam perjalanan kedua wanita itu cepat akrab denganku. Rupanya Tante Rissa sudah banyak cerita tentang aku. Dan mereka pun tak segan-segan bercerita tentang kehidupannya. Tante Shinta yang duduk di sebelahku berusia 35 tahun. Dari wajahnya terlihat kalau ada sedikit darah timur tengah di tubuhnya. Dan ternyata betul, wanita ini memiliki darah Pakistan. Kulitnya yang putih kemerahan saat itu terbalut baju terusan tanpa lengan yang panjangnya sampai menutupi setengah pahanya yang mulus. Buah dadanya tidak terlalu besar, namun pas dengan proporsi tubuhnya yang langsing berisi. Rambut hitamnya yang dipotong pendek memperlihatkan tengkuknya yang putih.


Tante Lisbeth yang berada di belakang kemudi adalah seorang wanita keturunan Chinese seusia Tante Rissa. Wajahnya sangat oriental ditambah kulitnya yang putih susu betul-betul memberi daya tarik sendiri di usianya yang sudah tidak muda lagi. Rambut ikalnya yang dicat coklat muda dibiarkan tergerai setali bra. Payudaranya yang mungkin berukuran 36 C tampak menonjol dengan tubuh rampingnya.


Butuh lebih dari setengah jam untuk sampai ke Pluit karena macet. Setelah memarkir mobil Tante Lisbeth menelpon seseorang. Aku tidak tau apa yang dibicarakan, tapi kelihatannya sekedar konfirmasi bahwa kami sudah ada di tempat. Kemudian kami berempat langsung menuju tempat karaoke yang dimaksud. Aku belum pernah ke tempat ini. Kadang memang aku suka ke karaoke, namun tempat karaoke yang satu ini kayaknya lebih privat. Begitu masuk lobi, Tante Rissa dkk langsung disambut dengan baik oleh resepsionisnya. Kelihatannya Tante Rissa dkk sudah sering ke tempat ini.


"Irene udah dateng belum?" tanya Tante Rissa pada resepsionis itu.

"Udah, katanya udah ditunggu dari tadi." jawab si resepsionis.

Kemudian kami berempat langsung menuju ruangan yang ditunjuk si resepsionis.

"Haaii.. happy birthday..".

Ketiga wanita tersebut berteriak-teriak ribut begitu memasuki ruangan karaoke. Di dalam ada seorang wanita yang disebut-sebut Irene tadi. Wanita itu tampak ceria sekali menyambut kedatangan teman-temannya. Usianya mungkin sebaya Tante Rissa. Tubuhnya tinggi semampai dengan kulit yang putih mulus. Wajahnya imut sekali untuk ukuran Ibu-Ibu seusianya. Rambut coklatnya yang dipotong pendek sebahu disisir rapi ke belakang. Baju terusan warna perak yang dikenakannya semakin membuat wanita itu terlihat elegan.


"Rio, kenalin nih.. yang punya acara." seru Tante Rissa kepadaku.

Aku tersenyum menghampiri Tante Irene yang duduk di sofa. Wanita itu tersenyum manis sekali. Aku menyalami tangannya yang halus dan lembut.

"Oo.. ini yang namanya Rio..", serunya.

Aku tersenyum.

"Iya, kan tadi katanya Tante pengen aku dateng..", aku sedikit menggodanya.

Tidak kusangka wajah Tante Irene bersemu merah. Ketiga temannya tertawa menggoda wanita itu. Suasana pun tiba-tiba menjadi cair dan akrab sekali. Tante Rissa, Tante Shinta dan Tante Lisbeth tak henti-hentinya menggoda Tante Irene, seperti anak ABG yang main jodoh-jodohan.

Suasana tiba-tiba "dirusak" oleh pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka.

"Hai.. hai.. hai.. sori ya kelamaan tadi aku.. ups..", tiba-tiba masuk seorang wanita yang juga sebaya mereka sambil menjinjing dua kardus berukuran sedang, sambil berteriak-teriak.

Namun teriakannya berhenti begitu melihat ada aku. Mungkin dia pikir siapa orang asing ini.

"Makanya kalo masuk ketok dulu dong..", seru Tante Lisbeth sambil tertawa.

Wanita yang baru masuk itu masih tampak kebingungan.

"Ini lho Rio yang tadi kita bilang bakal ikutan party bareng kita. Kan kamu sendiri yang bilang nggak seru kalo full ladies party", Tante Rissa mencoba menjelaskan.

Wanita itu tiba-tiba tersenyum seraya menghampiriku, dan mengulurkan tangannya.

"Bilang dong dari tadi.. bikin aku kaget aja, kirain mata-matanya si gendut..", keempat wanita itu terbahak-bahak mendengar jawaban si wanita yang baru masuk.


Ternyata yang dimaksud si gendut adalah suaminya. Wanita itu menyalamiku dengan ramah. Namanya Yola. Tante Yola satu-satunya yang berbeda di antara wanita-wanita yang ada di situ. Tingginya sekitar 168 dengan berat yang proporsional. Rambutnya hitam legam panjang terurai hampir sepinggang dengan potongan lancip dan ngetrap. Yang paling membedakan adalah warna kulitnya yang hitam seperti orang-orang Afrika. Dan meskipun make up yang dikenakannya agak aneh menurutku (bayangkan saja dengan kulit yang hitam legam dia pakai lipstik warna hitam), namun terlihat pantas dan cantik.


Acara pun dimulai. Ruangan itu jauh lebih besar dibandinga ruangan-ruangan karaoke yang pernah aku datangi. Mungkin besarnya sebesar kamar hotel ukuran family room. Sebuah wide screen 50 inci terpampang di salah satu sudut. Di seberangnya ada sebuah sofa besar berbentuk setengah lingkaran tempat dimana kami duduk. Di tengah sofa ada meja yang cukup besar dengan beberapa katalog lagu dan mikrofon di atasnya.


Acara dimulai dengan memilih lagu Happy Birthday pada mesin pemilih lagu. Tante Yola membuka kardus yang tadi dibawanya. Ternyata isinya kue ulang tahun berukuran mini. Tante Rissa dan Tante Shinta membantu memasang lilin di atasnya. Sedang Tante Lisbeth menyiapkan pemantik api untuk menyalakan lilin tersebut. Tante Yola juga mengeluarkan beberapa botol minuman yang dibawanya. Aku tidak tau itu minuman apa tapi sepertinya yang jelas minuman beralkohol.


Keempat wanita tersebut dan aku mulai menyanyikan lagu Happy Birthday mengikuti lagu yang dimainkan di layar wide screen. Meski cuma berenam namun terasa meriah dan aku bisa merasakan kebersamaan mereka sebagai sahabat Tante Irene. Tante Irene yang berulang tahun terlihat tersenyum bahagia. Dan ketika lagu selesai wanita itu tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Matanya terlihat menggenang dan beberapa tetes air mulai turun dari ujung matanya.


"Aduuhh.. thanx banget ya.. Kamu semua tuh emang teman-teman aku yang paling top deh..", Tante Irene memeluk dan mencium pipi mereka satu persatu. Begitu juga dengan aku.

"Thanx ya Yo, meskipun belum kenal kamu mau dateng ke sini.. mmuaachh..", Tante Irene mencium pipiku. Aku balas mencium pipinya seperti dilakukan keempat sahabatnya.

"Sama-sama Tante, aku juga seneng bisa punya teman baru..", jawabku.

"Ayo dong, sekarang tiup lilinnya..", seru Tante Shinta seperti nggak sabar.

Tante Irene tersenyum. Kemudian wanita cantik itu meniup lilin berjumlah 36 buah yang tertancap di atas kue. Kami yang lain pun bertepuk tangan.


Acara berikutnya makan kue ulang tahun sambil berkaraoke. Masing-masing menyumbang satu lagu untuk Tante Irene. Secara bergiliran kami bernyanyi. Kadang kala berduet. Sementara yang tidak bernyanyi asyik menikmati kue ulang tahun dan minuman. Ternyata betul yang dibawa Tante Yola tadi minuman beralkohol. Aku nggak tau jenis-jenisnya karena aku memang tidak suka minum. Tante Irene rupanya memperhatikan hal itu.

"Rio kok kamu nggak minum-minum sih dari tadi?" tanyanya seraya merangkul pundakku. Aku tersenyum.

"Nggak Tante, aku nggak suka minum..", jawabku. Tante Irene menunjukkan wajah cemberut yang dibuat manja.

"Kenapa? Gitu ya sama aku..", rajuknya. Aku tertawa.

"Aduh sori Tante, bukannya aku nggak hargain Tante, tapi emang nggak doyan..", jawabku lagi.

"Uuhh.. dasar, ya udah kamu pesen minuman lain gih di luar, tapi ada hukumannya lho." ujar Tante Irene sambil bergelayut di bahuku.

"Hukumannya apa Tante?" tanyaku penasaran.

"Kamu nyanyi bareng aku ya..", pintanya.

Aku tersenyum sambil mengiyakan. Yang lain pun setuju. Kami pun nyanyi bareng.


Jam sudah menunjukkan jam sembilan lewat. Suasana mulai tidak terkontrol. Kelima wanita yang mulai mabuk itu mulai bernyanyi-nyanyi dengan ngaco. Aku sendiri heran melihat mereka yang sejak tadi minum alkohol seperti minum air mineral saja. Entah sudah berapa botol yang dihabiskan. Suara mereka yang tadinya cukup bagus mulai fals dan liriknya pun ngelantur. Yang ada hanya suara tawa dan teriak-teriakan.


Lebih parah lagi mereka mulai memilih lagu-lagu dari katalog berlabel "Adult". Dan aku baru tahu bahwa di katalog itu semua lagu ditampilkan dengan videoklip yang full pornografi. Mulai dari tarian-tarian telanjang sampai adegan persetubuhan. Kebanyakan isinya memang lagu-lagu disco. Dan kelima wanita itu mulai kehilangan rasa sungkannya, termasuk Tante Irene yang awalnya terlihat malu-malu. Dengan cueknya mereka bernyanyi sambil berdiri dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tak jarang mereka sampai naik ke atas meja sambil menari-nari erotis. Kadang mereka pun menggodaku dengan memperlihatkan sebagian sex appealnya. Birahiku pun mulai naik. Namun aku masih belum berani berbuat apa-apa. Aku masih berpikir bahwa ini hanyalah pesta ulang tahun.


Dugaanku benar. Kegilaan itu berakhir dengan cukup wajar. Mereka mulai capek, atau lebih tepatnya bosan. tak terasa sudah hampir jam sebelas. Aku melihat mereka berkemas-kemas. Huh.. akhirnya aku bisa pulang. Bukannya aku tidak menikmati acara mereka, tapi masalahnya besok adalah hari kerja. Nggak lucu kan kalau sampai ngantuk di kantor. Namun dugaanku meleset. Dari tempat karaoke acara berlanjut di rumah Tante Irene. Aku setengah mati mencari alasan untuk menolak, namun bujukan dan rayuan kelima wanita itu membuatku tak kuasa menolaknya. Singkat cerita aku pun "terjebak", dalam Peugeot 207 Tante Lisbeth menuju rumah Tante Irene di daerah Muara Karang. Aku nggak tau acara apa lagi yang akan digelar. Paling aku bengong melihat mereka mabuk lagi.


Sampai di rumah Tante Irene, kami langsung diajak ke living room yang cukup besar. Di living room itu ada satu set home theater yang di temani bantal-bantal berukuran besar. Kelima wanita yang sudah setengah mabuk itu dengan enaknya duduk dan tiduran di living room itu.

"Ren, masih pengen goyang nih..", seru Tante Yola.

"Sabar dong Bu, ini juga lagi disiapin..", jawab Tante Irene sambil mempersiapkan sesuatu dengan DVD-nya.

Dan lagi-lagi sajian yang tadi kulihat di tempat karaoke terulang lagi. Rentetan videoklip dengan aneka adegan seks diiringi musik-musik disco yang menghentak. Bagai kena sihir kelima wanita yang sudah setengah mabuk dan kupikir sudah kehabisan tenaga itu kembali "on", dan asyik bergoyang erotis tak karuan.


Setelah puas bergoyang, mereka kembali tergeletak di lantai berlapis karpet tebal itu. Tiba-tiba Tante Irene bergegas ke arah dapur. Tak lama kemudian wanita itu kembali ke living room, lagi-lagi dengan botol-botol minuman beralkohol. Keempat sahabatnya dengan buas langsung menyambar botol-botol minuman itu seperti serigala kelaparan. Lagi-lagi aku geleng-geleng melihat mereka yang minum air-air api itu seperti minum air putih saja. Lama-lama aku bete juga meski pada awalnya aku senang karena bisa menikmati tarian erotis mereka.


"Hello ladies.. mau ngapain lagi nih, aku bosen..", seruku tiba-tiba.

"Iya nih.. ngapain ya yang asyik..", timpal Tante Lisbeth.

"Aha.. gue tau, main truth or dare aja yuk..", usul Tante Yola.

Keempat wanita yang lain langsung bersorak ribut tanda setuju. Jantungku tiba-tiba berdebar. Aku belum pernah main truth or dare sebelumnya.

"Oke.. oke.. bentar ya..", seru Tante Irene sambil berjalan ke arah kamarnya.

Tak lama wanita cantik itu keluar dengan membawa satu Pak kartu remi. Dengan jujur aku bilang pada mereka bahwa aku belum pernah main truth or dare. Mereka tertawa terbahak-bahak seolah mencibir aku.

"Sini Yo, aku ajarin..", kata Tante Yola.


Bersambung . . . .
butik online
Gambar Beasiswa Scholarship

Dia udah ngelakuin hubungan terlarang

aku punya salah apa sih ma pacarku..?? rasanya hancur berkeping2 tak berbekas lagi setelah aku tahu kalo di hatinya gak hanya ada namaku…
apalagi setelah ketahuan dia udah ngelakuin hubungan terlarang ama cewek lain… yang jelas2 mereka hanya sahabat… mereka selingkuh di belakangku… oh sungguh menyakitkan rasanya… dua orang yang aku percaya ternyata sama2 menusukku….
YA ALLAH AMPUNILAH AKU…
KETUKLAH PINTU HATI MEREKA AGAR MEREKA BISA MENYADARI KESALAHAN MEREKA…
BERIKANLAH KESEMPATAN MEREKA BERDUA UNTUK MENDAPATKAN AMPUNAN MU YA ALLAH…

CERITA SEX =>

PERSETUBUHAN TERLARANG

Ini adalah kisah pengalamanku yang sengaja aku beberkan untuk pertama kalinya. Sebut saja namaku Arman, aku sendiri tinggal di Bandung. Kejadian yang aku alami ini kalau tidak salah ingat, terjadi ketika aku akan lulus SMA pada tahun 1998.
Sungguh sebelumnya aku tak menyangka bahwa aku akan meniduri adikku sendiri yang bernama Ratih. Dia termasuk anak yang rajin dan ulet, sebab dia adalah yang memasak dan mencuci pakaian sehari-hari. Ibuku adalah seorang pedagang kelontong di pasar, sedangkan ayahku telah lama meninggal. Entah mengapa Ibu tidak berniat untuk menikah lagi.
Yang ibu lakukan setiap hari adalah sejak jam 4 subuh dia sudah pergi ke pasar dan pulang menjelang magrib, aku pun sekali-sekali pergi ke pasar untuk membantu beliau, itu pun kalau terpaksa sedang tidak punya uang. Sedangkan adikku karena seringnya tinggal di rumah maka dia kurang pergaulan hingga kuperhatikan tampaknya dia belum pernah pacaran. Oh ya, selisih umurku dengan adikku hanya terpaut dua setengah tahun dan saat itu dia masih duduk di kelas 1 SMA.
*****
Baiklah, aku akan mulai menceritakan pengalaman seks dengan adikku ini. Kejadiannya ketika itu aku baru pulang dari rumah temanku Anto pada siang hari, ketika sampai di rumah aku mendapati adikku sedang asyik menonton serial telenovela di salah satu TV swasta. aku pun langsung membuat kopi, merokok sambil berbaring di sofa. Saat itu serial tersebut sedang menampilkan salah satu adegan ciuman yang hanya sebentar karena langsung terpotong oleh iklan. Setelah melihat adegan tersebut aku menoleh kepada adikku yang ternyata tersipu malu karena ketahuan telah melihat adegan tadi.

“Pantesan betah nonton film gituan” ujarku.
“Ih, apaan sih” cetusnya sambil tersipu malu-malu.
Beberapa menit kemudian serial tersebut selesai jam tayangnya, dan adikku langsung pergi ke WC. Kudengar dari aktifitasnya, rupanya dia sedang mencuci piring. Karena acara di televisi tidak ada yang seru, maka aku pun mematikan TV tersebut dan setelah itu aku ke WC untuk buang air kecil. Mataku langsung tertuju pada belahan pantat adikku yang sedang berjongkok karena mencuci piring.
“Ratih, ikut dulu sebentar pingin pipis nih” sahutku tak kuat menahan.
Setelah aku selesai buang air kecil, pikiranku selalu terbayang pada bongkahan pantat adikku Ratih. Aku sendiri tadinya tak mau berbuat macam-macam karena kupikir dia adalah adikku sendiri, apalgi adikku ini orangnya lugu dan pendiam. Tetapi dasar setan telah menggoyahkan pikiranku, maka aku berpikir bagaimana caranya agar dapat mencumbu adikku ini.
Aku seringkali mencuri pandang melihat adikku yang sedang mencuci, dan entah mengapa aku tak mengerti, aku langsung saja berjalan menghampiri adikku dan memeluk tubuhnya dari belakang sambil mencium tengkuknya. Mendapat serangan yang mendadak tersebut adikku hanya bisa menjerit terkejut dan berusaha melepaskan diri dari dekapanku.
Aku sendiri lalu tersadar. Astaga, apa yang telah aku lakukan terhadap adikku. Aku malu dibuatnya, dan kulihat adikku sedang menangis sesenggukan dan lalu dia lari ke kamarnya. Melihat hal itu aku langsung mengejar ke kamarnya. Sebelum dia menutup pintu aku sudah berhasil ikut masuk dan mencoba untuk menjelaskan perihal peristiwa tadi.

“Maafkan.. Aa Ratih, Aa tadi salah”
“Terus terang, Aa nggak tahu kenapa bisa sampai begitu”
Adikku hanya bisa menangis sambil telungkup di tempat tidurnya. Aku mendekati dia dan duduk di tepi ranjang.

“Ratih, maafin Aa yah. Jangan dilaporin sama Ibu” kataku agak takut.
“Aa jahat” jawab adikku sambil menangis.
“Ratih maafin Aa. Aa berbuat demikian tadi karena Aa nggak sengaja lihat belahan pantat kamu, jadinya Aa nafsu, lagian kan Aa sudah seminggu ini putus ama Teh Dewi” kataku.
“Apa hubungannya putus ama Teh Dewi dengan meluk Ratih” jawab adikku lagi.
“Yah, Aa nggak kuat aja pingin bercumbu”
“Kenapa sama Ratih” jawabnya.
Setelah itu aku tidak bisa berbicara lagi hingga keadaan di kamar adikku begitu sunyi karena kami hanya terdiam. Dan rupanya di luar mulai terdengar gemericik air hujan. Di tengah kesunyian tersebut lalu aku mencoba untuk memecah keheningan itu.

“Ratih, biarin atuh Aa meluk kamu, kan nggak akan ada yang lihat ini” Adikku tidak menjawab hanya bisa diam, mengetahui hal itu aku mencoba membalikkan tubuhnya dan kuajak bicara.
“Ratih, lagian kan Ratih pingin ciuman kayak di film tadi kan?” bujukku.
“Tapi Aa, kita kan adik kakak?” jawabnya.
“Nggak apa-apa atuh Ratih, sekalian ini mah belajar, supaya entar kalo pacaran nggak canggung”
Entah mengapa setelah aku bicara begitu dia jadi terdiam. Wah bisa nih, gumanku dalam hati hingga aku pun tak membuang kesempatan ini. Aku mencoba untuk ikut berbaring bersamanya dan mencoba untuk meraih pinggangnya. Aku harus melakukannya dengan perlahan. Belum sempat aku berpikir, Ratih lalu berkata..

“Aa, Ratih takut”
“Takut kenapa, Say?” tanyaku.
“Ih, meuni geuleh, panggil Say segala” katanya.
“Hehehe, takut ama siapa? Ama Aa? Aa mah nggak bakalan gigit kok”, rayuku.
“Bukan takut ama Aa, tapi takut ketahuan Ibu” jawabnya.
Setelah mendengar perkataannya, aku bukannya memberi alasan melainkan bibirku langsung mendarat di bibir ranum adikku yang satu ini. Mendapat perlakuanku seperti itu, tampak kulihat adikku terkejut sekali, karena baru pertama kalinya bibir yang seksi tanpa lipstick ini dicumbu oleh seorang laki-laki yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Adikku pun langsung mencoba untuk menggeserkan tubuhnya ke belakang. Tetapi aku mencoba untuk menarik dan mendekapkan lebih erat ke dalam pelukanku.

“Mmhh, mmhh.., Aa udah dong” pintanya. Aku menghentikan pagutanku, dan kini kupandangi wajah adikku dan rasanya aku sangat puas meskipun aku hanya berhasil menikmati bibir adikku yang begitu merah dan tipis ini.
“Ratih, makasih yah, kamu begitu pengertian ama Aa” kataku.
“Kalau saja Ratih bukan adik Aa, udah akan Aa..” belum sempat aku habis bicara..
“Udah akan Aa apain” bisiknya sambil tersenyum. Aku semakin geregetan saja dibuatnya melihat wajah cantik dan polos adikku ini.
“Udah akan Aa jadiin pacar atuh. Eh Ratih, Ratih mau kan jadi pacar Aa”, tanyaku lagi.
Mendengar hal demikian adikku lalu terdiam dan beberapa saat kemudian ia bicara..

“Tapi pacarannya nggak beneran kan” Katanya sedikit ragu.
“Ya nggak atuh Say, kita pacarannya kalo di rumah aja dan ini rahasia kita berdua aja, jangan sampai temen kamu tau, apalagi sama Ibu” jawabku meyakinkannya. Setelah itu kulihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukan jam 4 sore.
“Udah jam 4 tuh, sebentar lagi Ibu pulang. Aa mandi dulu yah”, kataku kemudian.
Maka aku pun bangkit dan segera pergi meninggalkan kamar adikku. Setelah kejadian tadi siang aku sempat tidak habis pikir, apakah benar yang aku alami tadi. Di tengah lamunanku, aku dikejutkan oleh suara Ibuku.

“Hayoo ngelamun aja, Ratih mana udah pada makan belum?” kata Ibuku.
“Ada tuh, emang bawa apaan tuh Bu?” aku melihat Ibuku membawa bungkusan.
Setelah aku lihat ternyata Ibu membeli bakso, kemudian Ibuku memangil Ratih dan kami bersama-sama menyantap Baso itu. Untungnya setelah kejadian tadi siang kami dapat bersikap wajar, seolah tidak terjadi apa-apa sehingga Ibuku tidak curiga sedikit pun.
Malamnya aku sempat termenung di kamar dan mulai merencanakan sesuatu, nanti subuh setelah Ibu pergi ke pasar aku ingin sekali mengulangi percumbuan dengan adikku sekalian ingin tidur sambil mendekap tubuh adikku yang montok. Keesokannya rupanya setan telah menguasaiku sehingga aku terbangun ketika Ibu berpamitan kepada adikku sambil menyuruhnya untuk mengunci pintu depan. Setelah itu aku mendekati adikku yang akan bergegas masuk kamar kembali.
“Ehmm, ehmm, bebas nih”, ujarku.

Adikku orangnya tidak banyak bicara. Mengetahui keberadaanku dia seolah tahu apa yang ingin aku lakukan, tetapi dia tidak bicara sepatah kata pun. Karena aku sudah tidak kuat lagi menahan nafsu, maka aku langsung melabrak adikku, memeluk tubuh adikku yang sedang membelakangiku. Kali ini dia diam saja sewaktu aku memeluk dan menciumi tengkuknya.
Dinginnya udara subuh itu tak terasa lagi karena kehangatan tubuh adikku telah mengalahkan hawa dingin kamar ini. Kontolku yang mulai ngaceng aku gesek-gesekkan tepat di bongkahan pantatnya.

“Say, Aa pingin bobo di sini boleh kan?” pintaku.
“Idih, Aa genit ah, jangan Aa, entar..”
“Entar kenapa?” timpalku.
Belum sempat dia bicara lagi, aku langsung membalikkan tubuhnya dan langsung aku pagut bibir yang telah sejak tadi siang membuat pikiranku melayang. Aku kemudian langsung mendorongnya ke arah dinding dan menghimpit hangat tubuhnya agar melekat erat dengan tubuhku. Aku mencoba untuk menyingkap dasternya dan kucoba untuk meraba paha dan pantatnya.
Walaupun dia menyambut ciumanku, tetapi tangannya berusaha untuk mencegah apa yang sedang kulakukan. Tetapi aku tersadar bahwa ciumannya kali ini lain daripada yang tadi siang, ciuman ini terasa lebih hot dan mengairahkan karena kurasakan adikku kini pun menikmatinya dan mencoba menggerakkan lidahnya untuk menari dengan lidahku. Aku tertegun karena ternyata diam-diam adikku juga memiliki nafsu yang begitu besar, atau mungkin juga ini karena selama ini adikku belum pernah merasakan nikmatnya bercumbu dengan lawan jenis.
Kini tanpa ragu lagi aku mulai mencoba untuk menyelinapkan tanganku untuk kembali meraba pahanya hingga tubuhku terasa berdebar-debar dan denyut nadiku terasa sangat cepat, karena ini adalah untuk pertama kalinya aku meraba paha perempuan. Sebelumnya dengan pacarku aku belum pernah melakukan ini, karena Dewi pacarku lebih sering memakai celana jeans. Dengan Dewi kami hanya sebatas berciuman.
Kini yang ada dalam pikiranku hanyalah satu, yaitu aku ingin sekali meraba, menikmati yang namanya heunceut (vagina dalam bahasa Sunda) wanita hingga aku mulai mengarahkan jemariku untuk menyelinap di antara sisi-sisi celana dalamnya. Belum juga sempat menyelipkan jariku di antara heunceutnya, Ratih melepaskan pagutannya dan mulutnya seperti ikan mas koki yang megap-megap dan memeluk erat tubuhku kemudian menyilangkan kedua kakinya di antara pantatku sambil menekan-nekan pinggulnya dengan kuat. Ternyata Ratih telah mengalami orgasme.
“Aa.. aah, eghh, eghh” rintih Ratih yang dibarengi dengan hentakan pinggulnya.
Sesaat setelah itu Ratih menjatuhkan kepalanya di atas bahuku. Aku belai rambutnya karena aku pun sangat menyayanginya, kemudian aku bopong tubuh yang telah lunglai ini ke atas tempat tidur dan kukecup keningnya.

“Gimana Sayang, enak?” bisikku. Aku hanya bisa melihat wajah memerah adikku ini yang malu dan tersipu, selintas kulihat wajah adikku ini manisnya seperti Nafa Urbach.
“Gimana rasanya, Sayang?” tanyaku lagi.
“Aa, yang tadi itu apa yang namanya orgasme?” Eh, malah ganti bertanya adikku tersayang ini.
“Iya Sayang, gimana, enak?” jawabku sambil bertanya lagi.
“He-eh, enakk banget” jawabnya sambil tersipu.
Entah mengapa demi melihat kebahagian di wajahnya, aku kini hanya ingin memandangi wajahnya dan tidak terpikir lagi untuk melanjutkan aksiku untuk mengarungi lembah belukar yang terdapat di kemaluannya hingga sesaat kemudian karena kulihat matanya yang mulai sayu dan mengantuk akibat orgasme tadi maka aku mengajaknya untuk tidur. Kami pun terus tertidur dengan posisi saling berpelukan dan kakiku kusilangkan di antara kedua pahanya.

Hangat tubuh adikku kurasakan begitu nikmat sekali. Yang ada dalam pikiranku adalah betapa nikmatnya jika aku menikah nanti, pantas saja di jaman sekarang banyak yang kawin entah itu sudah resmi atau belum. Tanpa terasa aku pun sadar dan terbangun dari tidurku, dan kulihat jam di kamar adikku telah menunjukkan jam 9 lewat dan adikku belum juga bangun dari tidurnya. Wah gawat, berarti dia hari ini tidak sekolah, pikirku.
“Ratih, bangun kamu nggak sekolah?” tanyaku membangunkannya.
Ratih pun mulai terbangun dan matanya langsung tertuju pada jam dinding. Dia terkejut karena waktu telah berlalu begitu cepat, sehingga dia sadar bahwa hari ini dia tidak mungkin lagi pergi ke sekolah.

“Aahh, Aa jahat kenapa nggak ngebangunin Ratih” rajuknya manja.
“Gimana mau ngebangunin, Aa juga baru bangun” kataku membela diri.
“Gimana dong kalo Ibu tahu, Ratih bisa dimarahin nih, ini semua gara-gara Aa”
“Loo kok Aa yang disalahin sih, lagian Ibu nggak bakalan tahu kalau Aa nggak ngomongin kan” jawabku untuk menghiburnya.
“Bener yah, Ratih jangan dibilangin kalau hari ini bolos”
“Iyaa, iyaa” jawabku.
Entah mengapa tiba-tiba terlintas di pikiranku untuk mandi bareng. Wah ini kesempatan emas, alasan tidak memberitahu Ibu bahwa dia nggak masuk sekolah bisa kujadikan senjata agar aku bisa mandi bersama adikku.

“Eh, ada tapinya loh, Aa nggak bakalan bilang ama Ibu asal Ratih mau mandi bareng ama Aa” kataku sambil mengedipkan mata.
“Nggak mau. Aa jahat, lagian udah gede kan malu masak mau mandi aja musti barengan”
“Ya udah kalo nggak mau sih terserah” ancamku.
Singkat cerita karena aku paksa dan dia tidak ingin ketahuan oleh Ibu maka adikku menyetujuinya.

“Tapi Aa jangan macem-macem yah” pintanya.
“Emangnya kalo macem-macem gimana?” tanyaku.
“Pokoknya nggak mau, mendingan biarin ketahuan Ibu, lagian juga itu kan gara-gara Aa, Ratih bilangin Aa udah ciumin Ratih” balasnya mengancam balik.
Jika kupikir-pikir ternyata benar juga, bisa berabe urusannya, seorang kakak bukannya menjaga adik dari ulah nakal laki-laki lain, eh malah kakaknya sendiri yang nakal. Maka untuk melancarkan keinginanku untuk bisa mandi dengannya, aku pun menyetujuinya. Kami berdua akhirnya bangun dari tidur dan setelah berbenah kamar, kami berdua pun pergi menuju kamar mandi. Sesampai di kamar mandi kami hanya saling diam dan kulihat adikku agak ragu untuk melepaskan pakaiannya.

“Aa balik dulu ke belakang, Ratih malu nih” pintanya.
“Apa nggak sebaiknya Aa yang bukain punya Ratih, dan Ratih bukain punya Aa”
Tanpa pikir panjang aku menghampiri adikku dan aku cium bibirnya. Agar dia tidak malu dan canggung untuk membuka pakaiannya, aku genggam tangannya dan aku tuntun untuk membuka bajuku. Tanpa dikomando dia membuka bajuku setelah itu kutuntun lagi untuk membuka celana basket yang aku kenakan.
Setelah keadaanku bugil dan hanya memakai celana dalam saja kulihat adikku tegang, sesekali dia melirik ke arah selangkanganku dimana kontolku sudah dalam keadaan siaga satu. Kini giliranku menanggalkan daster yang ia kenakan. Begitu aku buka, aku terbeliak dibuatnya karena ternyata tubuh adikku begitu bohai (body aduhai). Dia lalu berusaha menutupi selangkangannya. Lalu dengan sengaja kucolek payudaranya hingga adikku melotot dan menutupinya. Kemudian aku pun balik mencolek memeknya, hehehe..
“Idihh, Aa nggak jadi ah mandinya, malu”, rajuknya.
Adikku lalu mengambil handuk dan melilitkan handuk tersebut kemudian melangkah keluar kamar mandi, tetapi karena aku tidak mau kesempatan emas ini kabur maka aku pegang tangannya dan terus aku peluk sambil kukecup bibirnya, karena ternyata adikku sangat merasa nyaman bila bibirnya aku cium.
Aku lalu menarik handuknya hingga terlepas dan jatuh ke lantai, dan aku pepet tubuhnya ke arah bak air lalu gayung kuambil dan langsung kusiramkan ke tubuh kami berdua. Merasakan tubuhnya telah basah oleh siraman air, adikku berusaha untuk melepaskan ciuman dan desakan yang aku lakukan, tapi usahanya sia-sia karena aku semakin bernafsu menyirami tubuh kami sambil kontolku aku tekan-tekan ke arah selangkangannya.
Setelah tubuh kami benar-benar basah, aku bagai kemasukan setan. Selain menyedot bibirnya dengan ganas aku pun langsung mencoba untuk melepaskan celananya. Setelah celana dalamnya terlepas dari sarangnya hingga ke tepi lutut, aku pun menariknya ke bawah dengan kakiku hingga benar-benar terlepas. Sadar bahwa aku akan berbuat nekat, Ratih semakin berusaha untuk melepaskan tubuhnya. Sebelum usahanya membuahkan hasil aku melepas pagutannya.

“Aa, stop please” rengeknya sambil menangis.
“Ratih, tolong Aa dong. Ratih tadi subuh kan udah ngalami orgasme, Aa belum..” pintaku.
Dan tanpa menunggu waktu lagi di saat tenaganya melemah, aku kangkangkan pahanya sambil kukecup bibirnya kembali sehingga dia tidak bisa menolaknya. Di saat itu aku meraih burungku dari CD-ku dan mencoba mencari sarang yang sudah lama ini ingin kurasakan.
Dalam sekejap kontolku sudah berada tepat di celah pintu heunceut adikku, dan siap untuk segera menjebol keperawanannya. Merasa telah tepat sasaran maka aku pun menghentakkan pinggulku. Dan aku seperti benar-benar merasakan sesuatu yang baru dan nikmat melanda seluruh organ tubuhku dan kudengar adikku meringis kesakitan tapi tidak berusaha untuk menjerit. Melihat hal itu aku mencoba untuk mengontrol diriku dan mencoba menenangkan perasaan yang membuatku semakin tak karuan, karena aku merasa diriku dalam keadaan kacau tetapi nikmat hingga sulit untuk diuraikan dengan kata-kata.
Aku mencoba hanya membenamkan penisku untuk beberapa saat, karena aku tak kuasa melihat penderitaan yang adikku rasakan. Kini pandangan aku alihkan pada kedua payudara adikku yang masih diselimuti BH-nya. Aku mencoba untuk melepaskannya tapi mendapat kesulitan karena belum pernah sekalipun aku membukanya hingga aku hanya bisa menarik BH yang menutupi payudara adikku dengan menariknya ke atas dan tiba-tiba dua bongkah surabi daging yang kenyal menyembul setelah BH itu aku tarik.
Melihat keindahan payudara adikku yang mengkal dan putingnya yang bersemu coklat kemerahan, aku pun tak kuasa untuk segera menjilat dan menyedotnya senikmat mungkin.
“Aa, ahh, sakit” rintih adikku.
Seiring dengan kumainkannya kedua buah payudara adikku silih berganti maka kini aku pun mencoba untuk menggerakkan pinggulku maju mundur, walau aku juga merasakan perih karena begitu sempitnya lubang heunceut adikku ini. Badan kami kini bergumul satu sama lain dan kini adikku pun mulai menikmati apa yang aku lakukan. Itu dapat aku lihat karena kini adikku tidak lagi meringis tetapi dia hanya mengeluarkan suara mendesah.

“Eenngghh, acchh, enngg, aacchh”
“Gimana, enakk?” aku mencoba memastikan perasaan adikku.
Dia tidak menjawab bahkan kini justru tangannya meraih kepalaku dan memapahnya kembali mencium mulutnya. Karena aku tidak ingin egois maka aku pun menuruti kehendaknya. Aku kulum bibirnya dan lidah kami pun ikut berpelukan menikmati sensasi yang tiada tara ini. Tanganku kugunakan untuk meremas payudaranya. Gila, kenikmatan ini sungguh luar biasa, kini aku pun mencoba untuk menirukan gaya-gaya di film BF yang pernah kulihat. Adikku kuminta menungging dan tangannya memegang bak mandi.
Aku berbalik arah dan mencoba untuk segera memasukan kembali kontolku ke dalam memeknya, belum sempat niat ini terlaksana aku segera mengurungkan niatku, karena kini aku dapat melihat dengan jelas bahwa heunceut adikku merekah merah dan sangat indah. Karena gemas aku pun lalu berjongkok dan mencoba mengamati bentuk heunceut adikku ini hingga aku melongo dibuatnya.
Mengetahui aku sampai melongo karena melihat keindahan heunceutnya, adikku berlagak sedikit genit, dia goyangkan pantatnya bak penyanyi dangdut sambil terkikik cengengesan. Merasa dikerjai oleh adikku dan juga karena malu, untuk mebalasnya aku langsung saja membenamkan wajahku dan kuciumi heunceut adikku ini, hingga kembali dia hanya bisa mendesah..
“Aahh, Aa mau ngapain.., ochh, enngghh” desahnya sambil mengambil nafas panjang.
Mmhh, ssrruupp, cupp, ceepp, suara mulutku menyedot dan menjilati heunceut adikku ini, dan aku perhatikan ada bagian dari heunceut adikku ini yang aneh, mirip kacang mungkin ini yang namanya itil, maka aku pun mencoba untuk memainkan lidahku di sekitar benda tersebut.
“Acchh, Aa, nnggeehh, iihh, uuhh, gelii”, erangnya saat aku memainkan itilnya tersebut.
Karena mendengar erangannya yang menggoda aku pun tak kuasa menahannya dan segera bangkit untuk memeluk adikku dan memasukannya kembali dengan cepat kontolku agar bersemayam pada heunceut adikku ini. Baru beberapa kocokan kontolku di memeknya, adikku seakan blingsatan menikmati kenikmatan ini hingga dia pun meracau tak karuan lalu..
“Aa, Ratihh, eenngghh, aahh..”
Rupanya adikku baru saja mengalami orgasme yang hebat karena aku rasakan di dalam memeknya seperti banjir bandang karena ada semburan lava hangat yang datang secara tiba-tiba. Kini aku merasakan kenikmatan yang lain karena cairan tersebut bagai pelumas yang mempermudah kocokanku dalam heunceutnya.
Setelah itu adikku kini lunglai tak bertenaga, yang ia rasakan hanya menikmati sisa-sisa dari orgasmenya dan seperti pasrah membiarkan tubuhnya aku entot terus dari belakang. Mengetahui hal itu aku pun kini mengerayangi setiap lekuk tubuh adikku sambil terus mengentotnya, mulai dari mencium rambutnya, menggarap payudaranya sampai-sampai aku seperti merasakan ada yang lain dari tubuhku, ada perasaan seperti kontolku ini ingin pipis tapi tubuh ini terasa sangat-sangat nikmat.

“Aa, udah.. Aa, Ratih udah lemess..” kata adikku.
“Tunggu Sayangg, Aa maauu nyampai nih, oohh”
Kurasakan seluruh tubuhku bagai tersengat listrik dan sesuatu cairan yang cukup kental aku rasakan menyembur dengan cepat mengisi rahim adikku ini. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang luar biasa ini aku memegang pantat adikku dan aku hentakkan pinggulku dengan keras membantu kontolku untuk mencapai rongga rahim adikku lebih dalam.
Kami berdua kini hanya bisa bernafas seperti orang yang baru saja berlari-lari mengejar bis kota. Setelah persetubuhan yang terlarang ini kami pun akhirnya mandi, dan setelah itu karena tubuhku lemas maka aku tiduran di sofa sambil menikmati acara televisi dan adikku kulihat kembali melakukan aktifitasnya membereskan rumah meskipun tubuhnya jauh lebih lemas.
*****

SELINGKUH



Oleh : lyezha,   Tanggal : 12 Juni 201
saya lyezha (nama samaran) saya pnya kekasih , [sebut saja; A dan B]mreka pun se-sekolah dg sy pertama saya berpacaran dengan si A, lalu selang setahun kami pacaran saya kenal si B , kami pun tukr"an no hape . dan akhirnya kami pun smakin akrab. dan tiba-tiba rasa suka pada si B itupun datang pd ku dan ternyata si B pun jg menyukai saya , tiba-tiba si B tanya "apa kamu sudah punya pacar?". saya pun menjawab belum (karena takut smua org tau kalu saya berpacaran dengan si A) akhirnya si B pun bilang kalau dia jg mnyukai sy, dan dia bertanya lg "kamu mau jadi pacar ku?" saya pun bingung harus jwb gimana, disisi satu sy sudh punya si A , tp d sisi lain sy juga mnyukai si B singkat cerita ... akhirnya sy pun mnerima si B, dan smpai sekarang si B nggk tau kalau sy juga berpacaran dg si A. bgitupun sbalaiknya dg si A lalu sy harus bagai mna??
Menurut anda, apa yang harus aku lakukan?  

Cinta terlarang

Oleh : alena,   Tanggal : 07 Juni 2010 ,
hai. namaku alena. panggil saja lena. aku cewek berusia tahun. sekarang aku sedang kuliah di kota K. Cerita terlarang ini bermula saat aku masih duduk di bangku SMA. Rumahku tidak terlalu luas. akan tetapi, di depan rumahku terdapat toko. Toko iotu di sewakan kepada teman salah satu kakakku yang sudah memiliki istri, sebut saja D. Awalnya aku dan dia biasa saja, tak ada hubungan apapun di antara kami berdua.Hingga pada suatu hari, HPku menerima sebuah pesan singkat yang aku sendiri tidak tau siapa pengirimnya. Aku manggapinya biasa saja, toh sekarang aku masih berhubungan dengan A, teman sekolahku, yang dulu sahabat dekatku. Pada suatu hari, orang yang mengirimkan pesan singkat itu mengaku, ternyata dia adalah D. Dia mengaku nahwa dia mencintaiku, tapi aku takpercaya begitu saja dengan kata-katanya, karena aku tau dia sudah mempunyai istri. Dia tetap saja berusaha mendekatiku, dan akhirnya akupun termakan oleh bujuk rayu dan segala fasilitas yang dia berikan. akhirnya kita berdua backstreet. Aku sering sekali di ajak ke Mall, ke pantai, lunch, dinner, dan di ajak kemanapun sesuka aku,dan setiap apa yang aku mionta selalu dia turuti. Hidupku saat itu seperti titik teratas yang sangat menyenan gkan dan membahagiakan. Istrinya tidak tau menahu tentang hubungan kami, begitu juga keluargaku, dan pacarku. Yang mengetahui semua ini hanyalah beberapa sahabatku. Mereka sering kali menasehatiku, tetapi tidak aku hiraukan. Karna menurutku dia paling sempurna.HinggaakuPutus dengan pacarku (A) karena dia sudh mengetahui kalo aku backstreet. Hingga suatu hari, aku dikejutkan dengan teriakan ibuku, beliau memmarahiku, ternyata beliau sudah mengetahui bahwa aku mempunyai hubungan khusus dengan orang yang telah mempunyai istri. Beliau di sms oleh istri D bahwa aku telah merebut suami orang. Saat itu juga aku memutuskan hubunganku dengan dia. Akan tetapi dia menolak aku putuskan, entah kenapa aku menurut saja dengan dia. Aku takut jika aku ternyata di santet. hingga saat ini walaupun jarang, kami tetap berhubungan. Aku sungguh heran, karena apa yang aku lakukan tidaklah sama dengan pemikiran dan hatiku. Hatiku berontak, tetapi aku tetap mengikuti kemauannya. aku bingung gimana aku keluar dari belenggu kehidupanku ini.
Menurut anda, apa yang harus aku lakukan? 
 

kumpulan cerita hubungan seks terlarang – kisah hubungan seks – kasus hubungan seks



Ganasnya Lelaki Ditinggal Isteri
=========================================================================
http://indoseru.blogspot.com/2009/06/ganasnya-lelaki-ditinggal-isteri.html
AGAKNYA lelaki ditinggal kabur istri bisa menjadi ganas luar biasa, ya? Setidaknya untuk Warsino, 40, dari Semarang (Jateng) ini. Gara-gara ditinggal purik istri sampai 6 bulan lebih, dia “menerkam” apa saja. Janda muda dekat rumah disikat habis, sehinggga ibu Muryati, 22, terpaksa menggiring calo terminal itu ke polisi.
Sebetulnya Warsino termasuk lelaki mujur. Meski profesinya hanya calo terminal, istrinya sangat mencintai. Cuma ya itu tadi, tak banyak wanita siap dijak mlarat (hidup miskin).
Muryati termasuk di dalamnya. Ketika uang belanja Rp 100.000,- harus cukup dalam seminggu, mulailah dia pusing mengatur ekonomi. Lantaran minta penambahan anggaran tak pernah digubris, terpaksa Mujini, 36, kemudian memilih purik (tinggalkan rumah) dan kembali pada orangtuanya.
Seminggu dua minggu Warsino masih mampu bertahan tanpa istri. Tapi pada minggu ketiga, mulailah dia pusing tujuh keliling. Bayangkan, biasanya seminggu 3 kali dapat “menu” istimewa, kini harus nganggur tanpa kegiatan penuh makna.
Ingin sebetulnya dia menyusul istrinya, untuk sekadar bisa ganti olie dan sporing, balacsing, tapi mungkinkah Mujini bisa menerima. Warsino merasa malu bila sampai di sana malah diusir dan diomeli.
Di saat lelaki dari Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kabupaten Semarang ini “peceklik” sedemikian rupa, mendadak ada tetangga dekat rumah yang ngglibet (sering muncul) mendekati dirinya. Padahal bodi dan penampilan Muryati ini sangat menjanjikan. Nyenggol sedikit saja stromnya masih terasa 240 volt. Maka Warsino pun mulai berfikir, barangkali ini mitra koalisi yang sengaja dikirim Tuhan untuknya.
Bak Prabowo mendekati Megawati, pertemuan-pertemuan intens yang mengarah koalisi ini selalu digelar. Muryati selalu menerima curhat Warsino ini sebagai keterbukaan antar tetangga.
Padahal maunya suami Jumini tersebut, bukan sekadar keterbukaan, tapi kalau bisa dilanjutkan dengan buka-bukaaan. “Aku sangat mencintaimu, Dik….” Kata Warsino menirukan Karyo ketika panggil istrinya, Sheila, dalam sinetron Suami-suami takut istri.
Muryati tak menanggapi rayuan gombal lelaki tetangganya tersebut. Tapi setiap Warsino mau mencoba main colek, dia menepisnya dengan santun. Akhirnya tentu saja lelaki kesepian ini jadi makin nekad. Dalam situasi yang demikian kondusif Muryati berhasil disergap dan ditundukkan. Awalnya dia meronta dan menyumpah, tapi pada akhirnya malah mendesah. Orang Semarang bilang: Tadinya meringis kini merenges!
Kini Muryati tak menganggap tindakan mesum Warsino ini sebagai perkosaan. Karena sama-sama menikmati, lain waktu ketika diajak lagi, ya hayoo saja. Maka dalam tempo dua minggu, sudah 3 kali dia diajak bersetubuh oleh lelaki calo terminal tersebut. Dan karena sudah saling kenal luar dan dalam tersebut, hubungan Warsino – Muryati menjadi akrab. Hal inilah yang membuat ibunya Muryati menjadi curiga.
Beberapa hari lalu ibu sijanda melihat putrinya menghilang bak ditelan bumi setelah melintasi gang depan rumah Warsino. Ketika dia memaksakan masuk ke dalam, ternyata putrinya sudah tidak lagi mengenakan celana dalam, sementara Warsino hanya bersarung macam bocah habis sunat. Yakin telah terjadi hil-hil mustahal, ibunya segera melapor ke Polres Semarang.
Dalam pemeriksaan, Warsino mengaku sudah 4 kali ini menggauli janda tetangganya. Praktis calon terminal ini tak boleh pulang.
Pintar bergaul, harus! Tapi menggauli janda, janganlah!
===========================================================
analisa cerita hubungan seks terlarang – kisah hubungan seks  – kasus hubungan seks diatas:
1. Awal hubungan seks diatas adalah karena si pria dan wanita berduaan di tempat sepi, coba kalau saat itu ada pria muhrimnya si wanita, pasti kasus diatas tidak akan terjadi
2. makanya wanita jangan pernah berduaan dengan pria yang bukan muhrimnya

10 alasan orang meng-unfollow kamudi twitter

sumber :
http://kabarduniamaya.blogspot.com/2011/03/10-alasan-orang-meng-unfollow-kamu-di.html



Biasanya orang-orang meng-unfollow kamu di Twitter karena beberapa alasan, misalnya suka marah atau kamu jarang sekali nge-tweet. di bawah ini disajikan sejumlah alasan mengapa orang mengklikunfollow pada relasinya. Simak baik-baik..

1. Anda seorang yang self-promoter
Jangan hanya ngetweet tentang produk atau konten yang kamu besut. Sisakan waktu untuk memberi perhatian dan dukungan pada apa yang dilakukan orang lain.

2. Kamu pemarah
Terlalu banyak memposting tweet-tweet negatif adalah alasan kamu di-unfollow seseorang. Siapa sih yang nyaman berada di antara orang yang selalu mengeluh atau marah?

3. Self-centered
Melulu ngetweet tentang kegiatanmu hari ini, apa yang kamu pakai dan betapa kerennya dirimu, adalah salah satu alasan orang meng-unfollow kamu. Kamu akan terlihat self-centered alias hanya memperhatikan dirimu sendiri.

4. Kamu suka ‘menyerang’
Rasis dan mengatakan hal-hal berbau sesksual serta sensitif lainnya menjadikan dirimu berpotensi untuk di-unfollow.

5. Kamu terlihat sangat tidak profesional
Terlalu banyak ngetweet tentang kebiasaanmu minum-minuman keras, atau mengungkapkan betapa bencinya dirimu akan rekan kerja, akan membuat orang lain merasa tak nyaman. Jangan kaget bila mereka meng-unfollow dirimu.

6. Flood tweeter
Kamu masuk tipe ini jika yang kamu lakukan adalah membalas setiap tweet terus-terusan. Orang akan jengah jika melihat timeline mereka dipenuhi avatarmu dan ujung-ujungnya mereka akan meng-klikunfollow.

7. Palsu
Jadilah dirimu sendiri. Jika kamu terlihat tidak pernah mengeluh, maka kamu dianggap ‘palsu’. Orang ingin melihat keseimbangan hidupmu. Berikan mereka 2 sisi yang kamu miliki asalkan tidak berlebihan.

8. Auto-DM
Melakukan auto-DM sah-sah saja, asalkan jangan memanfaatkannya untuk menyebarkan spam. Tak akan ada yang suka.

9. Kamu jarang sekali nge-tweet
Ngetweet yang keseringan tentang hal-hal yang tidak bermanfaat adalah tidak bagus, begitu juga jika jarang sekali nge-tweet. Orang akan merasa sia-sia telah memfollow kamu.

10. Link dropper
Jika yang kamu posting hanya link dan link tanpa menyelipkan obrolan apapun, maka kamu akan dinilai tidak layak untuk di-follow lagi.